Kamis, 19 September 2013

KISAH DAN HIKMAH MEJA KAYU


Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu dan anak mereka yang berusia 6 tahun.Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak meja. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu" ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini". Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena Sang kakek sering memecahkan piring, Akhirnya mereka memutuskan memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.

Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut sang ayah bertanya kepada anaknya,"Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuatkan meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan, saat aku besar nanti. Nanti akan diletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan". Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaan.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.
-Author Unknown
***
Semoga cerita KISAH DAN HIKMAH MEJA KAYU ini,memberikan Hikmah kepada kita semua.


salam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar